Selasa, 19 Mei 2015

Teori Belajar Sosial (Social Learning) Menurut Albert Bandura



a)      Pencetus teori ini adalah Albert Bandura, dilahirkan di Mundare Northern Alberta Kanada, pada 04 Desember 1925. Masa kecil dan remajanya dihabiskan di desa kecil dan juga mendapat pendidikan disana. Pada tahun 1949 beliau mendapat pendidikan di University of British Columbia, dalam jurusan psikologi. Dia memperoleh gelar Master didalam bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia juga meraih gelar doctor (Ph.D). Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial, salah satu konsep dalam aliran behaviorime yang menekankan pada komponen kognitif dari pemikiran, pemahaman, dan evaluasi.

b)      Teori belajar sosial disebut juga teori pembelajaran observasional, dikembangkan oleh Bandura. Berbeda dengan para behavioris lain, Bandura memandang bahwa perilaku individu tidak semata-mata reflex otomatis terhadap stimulus (S-R Bond) melainkan juga akibat dari reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Dalam hal ini, belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori Bandura ini juga masih memandang pentingnya Conditioning melalui pemberian reward dan punishment. Seorang individu akan berpikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilaksanakan. Menurut teori ini individu menguasai lebih banyak dari sekadar yang diperlihatkan oleh perilakunya.
Bandura menyatakan “Manusia adalah organism yang mempunyai kemampuan berpikir, ia dapat mengarahkan diri, dapat mengahayati keadaan orang lain, dapat menggunakan simbol-simbol dan dapat mengatur dirinya sendiri”. Melalui pembelajaran observasional yang disebut modeling atau menirukan perilaku manusia, Bandura mengembangkan teori pembelajaran sosial. Proses modeling terjadi dengan beberapa tahapan yakni Atensi (perhatian), Retensi (ingatan), Produksi dan Motivasi.

c)      Kelebihan teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya, karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui sistem kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata – mata refleks atas stimulus (S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.

d)     Kelemahan jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan (modeling), sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negatif, termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.

e)      Menurut saya teori ini baik, namun belum cocok bila diterapkan pada pendidikan Indonesia. Karena ditakutkan banyak yang meniru dari tingkah laku negatif, apalagi mereka yang tinggal di lingkungan bebas. Begi mereka yang tinggal di tempat pembelajaran yang tertutup, tinggal menetap (asrama) mungkin masih bisa berjalan baik.

1 komentar:

  1. Assalam.. terimakasih telah berbagi informasinya hasnah, usahakan perkaya tulisan2 dalam blogmu ini baru serta ada karya yang kamu buat sendiri mengenai isu2 baru dalam pendidikan
    sukses terus..
    wasalam

    BalasHapus